Oleh ASNAWATI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sesuai dengan arah pembangunan jangka panjang, sasaran utama
pembangunan nasional adalah dalam pelita V yang akan datang diarahkan
untuk mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan industri yang
disertai pula dengan peningkatan pembangunan di bidang sosial budaya,
politik dan hamkannas. Dalam upaya mewujudkan sasaran utama
pembangunan tersebut, ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan
yang sangat penting mengingat bidang ini mempengaruhi perkembangan
disegala aspek kehidupan dan pembangunan. Pengembangan dan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi diarahkan agar indonesia mampu
mengikuti derap irama kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi didunia
sehingga tidak terlalu tertinggal dalam perkembangan kemampuan untuk
memanfaatkannya demi kesejahteraan bangsa. Untuk itu, kegiatan
penelitian, pengkajian, penguasaan, pemanfaatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan alih teknologiperlu ditingkatkan sesuai dengan
kebutuhan pembangunan masa kini maupun masa depan.
Dalam proses pengembangannya, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat
dijiwai oleh matematika dan ilmu pengetahuan alam sebagai ilmu-ilmu
dasar atau basic sciences. Oleh karena itu, dalam upaya mendukung
pengembangan ilmu pengetahuan dan alih teknologi dari negara-negara
maju akan dikembangkan berbagai ilmu dasar, khususnya matematika,
fisika, kimia, dan biologi. Untuk itu, upaya peningkatan pendidikan
dan pengajaran matematika dan IPA (MIPA) sebagai ilmu-ilmu dasar prlu
ditangani dengan lebih sungguh-sungguh di waktu mendatang. Ada
beberapa sumbangan penting yang dapat dihasilkan melalui upaya
peningkatan pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu dasar ini bagi
pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan di bidang
pendidikan khususnya. Pertama, penguasaan terhadap ilmu-ilmu dasar
ini akan menunjang keberhasilan upaya penyediaan tenaga-tenaga yang
diperlukan bagi pembangunan dibidang industri dan pertanian. Kedua,
penguasaan terhadap ilmu-ilmu dasar akan membantu terwujudnya
warganegara yang “melek sains” dan “melek
teknologi” yang akan memahami arah dan jalannya proses
pembangunan serta dapat memanfaatkan hasilnya secara bijaksana.
Ketiga, penguasaan terhadap ilmu –ilmu dasar akan memberikan
urunan yang penting pula bagi pencapaian tujuan pendidikan umum
melalui pembentukan manusia indonesisa yang mampu berfikir logis,
sistematik, kritis dan cermat serta bersikap obyektif dan terbuka
dalam menghadapai berbagai permasalahan (Anonim,1991:59-60).
Universitas Haluoleo adalah perguruan tinggi negeri yang berada di
Sulawesi Tenggara memiliki berbagai jurusan dan program studi
diantaranya Jurusan Biologi di Fakultas MIPA dan Program Studi
Pendidikan Biologi pada Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP). Sistem perkuliahan yang dilaksanakan pada
Jurusan dan Program Studi Biologi adalah realisasi pelaksanaan
kurikulum yaitu diselenggarakan dengan menerapkan sistem Satuan
Kredit Semester (SKS) melalui seperangkat kegiatan yang saling
menunjang sehingga mahasiswa memperoleh pengalaman dalam perilaku dan
kemampuan nyata.
Salah satu realisasi pelaksanaan SKS adalah pembatasan kontrak mata
kuliah bagi mahasiswa yaitu berdasarkan Indeks Prestasi (IP) yang
diperoleh pada semester sebelumnya. Dalam memprogramkan matakuliah,
mahasiswa diperhadapkan dengan beberapa matakuliah bersyarat seperti
matakuliah Fisiologi Hewan hanya dapat diprogram oleh seorang
mahasiswa apabila mahasiswa tersebut telah lulus pada matakuliah
prasyaratnya yaitu mata kuliah Struktur Hewan.
Penguasaan konsep pada matakuliah Struktur Hewan diharapkan dapat
menjadi dasar atau acuan pada saat mengikuti perkuliahan pada
matakuliah Fisiologi Hewan. Tingkat penguasaan konsep pada matakuliah
Struktur Hewan akan sangat membantu mahasiswa dalam memahami
konsep-konsep pada materi perkuliahan Fisiologi Hewan, sehingga
diharapkan tingginya prestasi belajar mahasiswa pada matakuliah
Struktur Hewan akan sangat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa
pada matakuliah Fisiologi Hewan, namun dalam fenomena yang terjadi di
kalangan mahasiswa, ada beberapa mahasiswa yang memprogramkan
matakuliah struktur hewan dan fisiologi hewan secara bersama dan ada
pula yang memprogramkan terlebih dulu matakuliah fisiologi hewan,
dalam hal ini matakuliah bersyaratnya. Sehingga pemahaman konsep
matakuliah tidak berstruktur sehingga akan mengalami hambatan dalam
penguasaan konsep dan pemahaman yang diperoleh dari dosen selaku
pengajar, sehingga hasil yang diperoleh sangat minim karena ia belum
mengetahui konsep dasar yang ada pada matakuliah prasyaratnya dalam
hal ini Struktur Hewan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti
"Hubungan antara Rata-rata Nilai Matakuliah Struktur Hewan
dengan Matakuliah Fisiologi Hewan pada Mahasiswa Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unhalu".
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan
antara nilai Mata Kuliah Struktur Hewan dengan nilai Mata Kuliah
Fisiologi Hewan pada Mahasiswa Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
MIPA FKIP Unhalu?
Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan nilai Mata Kuliah Struktur Hewan dengan nilai Mata Kuliah
Fisiologi Hewan pada Mahasiswa Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
MIPA FKIP Unhalu.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
Mengungkap hubungan prestasi belajar mahasiswa pada matakuliah
bersyarat (matakuliah Struktur Hewan dan Fisiologi Hewan).
Informasi bagi Jurusan pendidikan MIPA pada umumnya dan khususnya
program studi pendidikan.
Sebagai bahan pembanding bagi peneliti selanjutnya yang ingin
mengkaji hubungan prestasi belajar pada matakuliah bersyarat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian
Teori
Mata Kuliah Struktur Hewan 3 (1)
Tujuan Mata Kuliah Struktur Hewan yaitu mahasiswa dapat memahami
susunan dan struktur organ-organ yang membangun tubuh hewan
vertebrata.
Isi Mata Kuliah Struktur Hewan terdiri dari: sel hewan. Jaringan
dasar: ciri utama jaringan epitel, jaringan ikat, rawan dan tulang,
otot, saraf. Sistem integumen: fungsi umum, struktur umum kulit,
integumen ikan dengan derivat epidermal dan dermalnya, integumen
tetrapoda dengan derivat epidermalnya. Sistem rangka; fungsi umum,
komponen tengkorak, kolumna vertebralis, struktur vertebra, rusuk,
sternum, gelang pectoral, gelang pelvik, anggota badan, sirip,
macam-macam sendi. Sistem otot; fungsi dan struktur otot rangka,
susunan dan macam-macam otot penting. Sistem pencernaan: struktur
umum, rongga mulut saluran pencernaan, kelenjar ludah, hati dan
kantung empedu, pancreas. Sistem pernapasan: hewan akuatik, kulit,
insang, kantung renang pada ikan, paru-paru pada hewan tetrapoda.
Sistem peredaran: darah dan jaringan pembentuk darah, peredaran
darah, struktur umum, jantung, pembuluh darah, pembuluh limf. Sistem
ekskresi: ginjal dan saluran pelepasannya, struktur umum ginjal,
Sistem genitalia: gonad dan saluran genitalia jantan dan betina,
organ asesori, organ kopulasi, struktur gonad. Sistem saraf dan organ
indera: struktur dan elemen sistem saraf, susunan sumsum tulang
belakang, saraf kranial dan saraf spinal, susunan otak, susunan
organ-organ indera. Sistem endokrin: struktur, fungsi
kelenjar-kelenjar endokrin. Neurosekresi. (Anonim, 1991: 274).
Mata Kuliah Fisiologi Hewan 4(1)
Fisiologi atau disebut juga ilmu faal adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang peranan atau fungsi alat-alat tubuh (organ) suatu
makhluk hidup. Untuk mengetahui fungsi suatu alat tubuh, harus
diketahui dulu segala macam proses yang terjadi di dalam alat tubuh
itu. Proses yang terjadi dalam alat tubuh merupakan proses kimia dan
fisika yang sangat kompleks, karena itu perlu diketahui juga prinsip
kimia dan fisika. Selain itu anatomi dan sedikit matematika juga
diperlukan sebagai ilmu pembantu (Wulangi, 1990:1).
Bidang-bidang fisiologi yang penting ada tiga antara lain fisiologi
sel, fisiologi kelompok khusus yang terbagi dalam dua bagian besar
yaitu sosiologi hewan dasar, fisiologi tumbuhan, yang mana fisiologi
hewan dasar mempelajari tentang fisiologi manusia dan fisiologi
mamalia ditujukan untuk bidang kedokteran dan peternakan/kedokteran
hewan sedang fisiologi tumbuhan khusus untuk bidang pertanian serta
fisiologi komparatif yang mempelajari fungsi-fungsi organ dalam
lingkup yang luas dari berbagai kelompok organisme (Widjayakusuma dan
Sikar, 1986:1)
Tujuan Mata Kuliah Fisiologi Hewan agar mahasiswa memahami
proses-proses dan aktivitas hidup yang terjadi pada hewan..
Isi Mata Kuliah Fisiologi Hewan terdiri dari: Sifat faal protoplasma.
Metabolisme: transfer energi kimiawi. Permeabilitas transport:
difusi, osmosis, transport aktif. Proses alimentasi, organ-organ
pencernaan, proses pencernaan, absorbsi. Pertukaran gas: organ-organ
pernapasan, mekanisme pernapasan, transport oksigen dan
karbondioksida, regulasi pernapasan. Sirkulasi darah: komposisi
darah, fungsi darah, sistem peredaran darah, jantung dan kerja
jantung, pengaturan oleh sistem saraf. Sistem peredaran darah tepi:
tekanan darah, aliran darah. Osmoregulasi dan ekskresi: organ-organ,
proses dan hasil pada hewan-hewan akuatik dan terrestrial.
Termoregulasi: eksotermi dan endotermi. Sistem saraf: sel saraf,
impuls saraf, konsep sinapsis, neutrotransmiter. Otot dan gerak:
struktur yang berperan dalam kontraksi, peran Ca dalam kontraksi,
kontrol saraf, otot polos, otot jantung, macam-macam gerak. Hormon
dan cara kerjanya: klasifikasi, regulasi sekresi, peran hormon dalam
metabolisme, regulasi keseimbangan elektrolit, reproduksi. (Anonim,
1991: 281).
Hubungan
Antara Mata Kuliah Struktur Hewan Dan Mata Kuliah Fisiologi Hewan
Materi yang diajarkan pada mahasiswa pada saat di perguruan tinggi
khususnya biologi tidak jauh berbeda pada saat di SD, SMP, dan SMA,
hanya saja materi yang dipelajari terdapat penambahan konsep
didalamnya dan materi yang dipelajari terdapat aplikasi langsung
sehingga di perguruan tinggi tidak hanya berteori namun langsung
dilaksanakan dengan praktek. Salah satu cabang biologi yang
dipelajari di perguruan tinggi adalah struktur hewan dan fisiologi
hewan. Mata Kuliah Struktur Hewan merupakan kelanjutan dari Mata
Kuliah Fisiologi Hewan dan untuk memahami Mata Kuliah Fisiologi Hewan
mahasiswa terlebih dahulu memahami Struktur Hewan. Sebagai contoh
untuk dapat memahami materi sistem peredaran darah terlebih dahulu
kita harus memahami bahwa sistem peredaran darah dibangun oleh
jantung dan pembuluh-pembuluh darah dalam hal ini mengenai struktur
jantung.
Selain itu di Mata Kuliah Fisiologi Hewan juga dibahas mengenai
sistem peredaran darah hanya saja difisiologi hewan materi yang
ditekankan yakni proses-proses yang terjadi didalam alat tubuh,
sebagai contoh proses kerja jantung dalam pengaturannya oleh saraf.
Sehingga materi yang diajarkan dari struktur hewan ke fisiologi hewan
sangat bersinambung sehingga mahasiswa terlebih dahulu harus memahami
konsep pada Mata Kuliah Struktur Hewan sehingga penguasaan konsep
pada Mata Kuliah Struktur Hewan akan menjadi dasar atau acuan pada
saat mengikuti perkuliahan fisiologi hewan
.Jalinan
Fungsional Antar Bidang/Mata Kuliah
Bagan
Dalam Penyampaiannya, suatu disiplin ilmu lazim dibagi menjadi
sejumlah bidang yang isinya dinyatakan dalam Mata Kuliah. Agar
mahasiswa dapat menyerap pengetahuan disiplin tersebut engan muah,
maka dianut suatu sistematika urutan tertentu dalam penyusunan jadwal
Mata Kuliah. Sistematika yang dipakai bergantung pada jalinan
fungsisonal antar mata kuliah atau kelompok mata kuliah seperti yang
digambarkan pada bagan terlampir. Uraian berikut memaparkan
penempatan mata kuliah sesuai dengan jalinan fungsional antar mata
kuliah termaksud diatas.
Walaupun mungkin ada pertimbangan lain yang lebih bersifat teknis
sesuai dengan keadaan jurusan yang menyusun kurikulumnya, hendaknya
senantiasa dicari kombinasi yang paling tepat untuk saat serta
keadaan lokal, engan memperhatikan pula pertimbangan-pertimbangan
jalinan mata kuliah baik kependidikan maupun bidang studi. Beberapa
pemikiran berikut dapat membantu dalam penentuan tempat suatu mata
kuliah dalam jadwal kurikulum, yang tidak lepas dari pemikiran
mengenai jalinan mata kuliah tersebut atau hubungan antara mata
kuliah yang satu dengan yang lainnya. Model kurikulum ang terdapat
diakhir pembahasan ini dimaksudkan sebagai contoh kurikulum yang
disusun dengan mengintegrasikan aspek biang ilmu.
Di awal kurikulum hendaknya diberikan kemampuan dasar pengetahuan
dari disiplin penunjang seperti kimia, fisika, dan matematika. Mata
Kuliah Biologi Umum merupakan kemampuan dasar Biologi untuk melangkah
kearah bidang-bidang mata kuliah lebih lanjut. Arah panah menunjukkan
mata kuliah mana yang pelu ditempatkan didepan, dan mana yang
ditempatkan kemudian. Perlu diperhatikan padanan mata kuliah,
misalnya untuk menempuh Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan perlu diperoleh
pengetahuan Botani Tumbuhan Tinggi dan Botani Tumbuhan Rendah.
mata kuliah pendukung seperti Biokimia tidak tercantum dalam bagan
namun diharapkan diberikan sebelum atau seiring dengan Mata Kuliah
Fisiologi. Demikian pula Mata Kuliah Teknik Laboratorium perlu
diberikan seawall mungkin agar dapat bermanfaat dalam kerja
laboratorium atau praktikum mata kuliah lainnya. Statistika Dasar
diberi tepat awal pula karena menunjang tidak hanya Skripsi tetapi
juga Mata Kuliah Ekologi misalnya.
Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan dan Struktur Hewan merupakan dasar bagi
banyak mata kuliah berikutnya dan sebab itu ditempatkan agak awal.
Sementara itu Mata Kuliah Perkembangan Hewan dapat dipahami dengan
lebih mudah jika tela ada landasan pengetahuan Mata Kuliah Struktur
Hewan. Fisiologi Hewan ditempatkan sebelum Mata Kuliah Anatomi
Fisiologi Manusia agar informasi dari Mata Kuliah Fisiologi Hewan
dapat segera diterapkan. Mata Kuliah Biologi Sel, yang meninjau
struktur halus serta fungsi organel sel, dapat ditempatkan setelah
Fisiologi Tumbuhan maupun Genetika. Sedangkan mata kuliah seperti
Evolusi seyogyanya ditempatkan ibagian akhir dari kurikulum.
Kajian
Empiris
Penelitian yang telah dilaksanakan dan relevan dengan penelitian ini
adalah:
Nurbaini (1999:41) menunjukkan bahwa nilai Mata Kuliah PPL I dan
nilai rata-rata Mata Kuliah PBM baik secara bersama-sama maupun
sendiri-sendiri mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
prestasi belajar PPL II mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP
Unhalu Kendari.
Erdin (2002:34) menunjukkan bahwa nilai mata kuliah dasar keguruan
dengan nilai PPL I baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar PPL
II mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Unhalu tahun
ajaran 2001/2002Kendari.
Kerangka Pemikiran
Keberhasilan peserta didik setelah mengalami proses belajar dalam
mengikuti kuliah akan terlihat dari nilai yang diperolehnya baik itu
ujian praktikum ujian tengah semester maupun ujian akhir semester.
Tinggi rendahnya pencapaian hasil belajar peserta didik pada setiap
akhir evaluasi menunjukkan kemampuan aktifitas belajar yang dilakukan
pada tahap tersebut. Kemampuan prestasi belajar peserta didik pada
suatu tahap tertentu akan mempengaruhi kemampuan prestasi belajar
pada tahap berikutnya, karena di dalam proses belajar mahasiswa di
tuntut memiliki kemampuan dasar pengetahuan dari disiplin ilmu
penunjang seperti kemampuan dasar Matematika, Biologi, Kimia, Fisika,
sehingga mahasiswa memperoleh bekal dalam mempelajari Mata Kuliah
Struktur Hewan merupakan dasar bagi banyak Mata Kuliah dan sebagai
mata kuliah prasyarat, dimana setiap mahasiswa wajib memprogram mata
kuliah tersebut, sehingga penguasaan konsep Mata Kuliah Struktur
Hewan akan terliat pada nilai yang diperoleh pada Mata
KuliahFisiologi Hewan. Selanjutnya dapat dilihat pada kerangka
pemikiran berikut:
Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran
A.Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Ada
hubungan positif dan signifikan antara nilai Mata Kuliah Struktur
Hewan dengan nilai Mata Kuliah Fisiologi Hewan pada mahasiswa
Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Unhalu.
Secara statistik dirumuskan sebagai berikut:
H0 : = 0
H1 :
0
H0 : Tidak ada hubungan antara nilai Mata Kuliah Struktur
Hewan dengan nilai Mata Kuliah Fisiologi Hewan pada mahasiswa
Pendidikan Biologi FKIP Unhalu.
H1 : Ada hubungan antara nilai Mata Kuliah Struktur Hewan
dengan nilai Mata Kuliah Fisiologi Hewan pada mahasiswa Pendidikan
Biologi FKIP Unhalu.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Administrasi
Akademik Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Unhalu
pada tanggal 2 Juni sampai 15 September 2006.
Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Indikator
Penelitian
Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Variabel bebas (X) yaitu nilai Mata Kuliah
Struktur Hewan
Variabel terikat (Y) yaitu nilai Mata Kuliah
Fisiologi Hewan.
Definisi Operasional
Untuk menghindari kekeliruan dalam penafsiran variabel-variabel di
atas, maka dapat dikemukakan definisi operasional sebagai berikut:
Nilai Mata Kuliah Struktur Hewan adalah nilai yang diperoleh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi saat memprogramkan Mata
Kuliah Struktur Hewan. Nilai itu menjadi ukuran untuk variabel
bebas (X).
Skor Mata Kuliah Fisiologi Hewan adalah nilai yang diperoleh
mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi saat memprogramkan Mata
Kuliah Fisiologi Hewan. Nilai itu menjadi ukuran untuk variabel
terikat (Y).
Indikator Penelitian
Indikator penelitian ini adalah nilai Mata Kuliah Struktur Hewan dan
nilai Mata Kuliah Fisiologi Hewan.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang telah
memprogramkan Mata Kuliah Struktur Hewan dan Fisiologi Hewan dari
tahun akademik 2001/2002 sampai tahun akademik 2004/2005 yang
berjumlah 152 orang.
Sampel
Adapun sampel dalam penelitian ini diambil dari semua populasi
(sampel total). Adapun rincian pengambilan sampel dapat dilihat pada
tabel berikut:
No
Tahun Akademik
Jumlah Mahasiswa
1
2
3
4
2001/2002
2002/2003
2003/2004
2004/2005
41
38
42
31
Jumlah
152
D. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
Ex-Post Facto yang bersifat korelasional. Disebut Ex-Post Facto
karena fakta yang dikumpulkan sudah tersedia dan bersifat
korelasional karena akan diselidiki apakah ada hubungan antara
variabel tersebut.
2. Desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
X Y
Dimana : X = Nilai Mata Kuliah Struktur Hewan (variabel bebas)
Y = Nilai Mata Kuliah Fisiologi Hewan (variabel terikat)
Instrumen Penelitian dan Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik
dokumentasi, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu diawali dengan survei
pendahuluan, untuk memperoleh informasi mengenai populasi yang
akan dijadikan sebagai sampel penelitian.
Mengumpulkan data nilai Mata Kuliah Struktur Hewan yang diperoleh
dari data sekunder (dokumentasi) pada sub bagian akademik FKIP
Unhalu.
Mengumpulkan data nilai Mata Kuliah Fisiologi Hewan yang diperoleh
dari data sekunder (dokumentasi) pada sub bagian akademik FKIP
Unhalu.
Mereduksi dan mentabulasi data kemudian menganalisisnya.
Teknik Analisis
Data
Data dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan dua macam
analisis, yaitu analisis statistik deskriptif dan analisis statistik
inferensial.
Analisis
Deskriptif
Analisis digunakan untuk mendeskripsikan
karakteristik sampel dalam bentuk nilai minimum, nilai maksimum,
nilai rata-rata, standar deviasi dan varians, serta distribusi
frekuensi selanjutnya ditampilkan dalam bentuk histogram.
Langkah-langkah analisis statistik deskriptif adalah:
1) Mentabulasi data nilai Mata Kuliah Struktur
Hewan dan nilai Mata Kuliah Fisiologi Hewan
2) Menentukan nilai minimum dan maksimum
perolehan.
3) Menentukan nilai rata-rata menggunakan rumus:
=
dan
=
(Sudjana, 1989: 67)
Dengan:
Xi = Nilai Mata Kuliah Struktur
Hewan untuk sampel ke-i
Yi = Nilai Mata Kuliah struktur hewan
untuk sampel ke-i
n = Jumlah mahasiswa
4) Menghitung standar deviasi menggunakan rumus:
Sx =
dan Sy =
(Sudjana, 1989: 93)
b. Pengkategorian nilai Mata Kuliah Struktur Hewan
dan nilai Mata Kuliah Fisiologi Hewan.
Untuk keperluan analisis deskriptif variabel nilai Mata Kuliah
Struktur Hewan dan nilai Mata Kuliah Fisiologi Hewan digunakan
sebaran nilai Mata Kuliah ke dalam nilai huruf/angka dan sebutannya
(kategori) pedoman penilaian sebagai berikut:
Tabel 1. Sebaran Penguasaan Mata Kuliah ke dalam Nilai Huruf/Angka
dan Sebutannya (Kategori)
Nilai
Kategori
Angka
Huruf
4
3
2
1
0
A
B
C
D
E
Sangat
baik
Baik
Cukup
Kurang
Gagal
Sumber: Pedoman Akademik FKIP Unhalu, Tahun 2005/2006
Analisis
Inferensial (Pengujian Hipotesis)
Pengujian
persyaratan analisis yaitu :
Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh mempunyai varians yang
homogen atau tidak, maka dilakukan uji homogenitas varians dengan
menggunakan rumus:
(Sudjana,
1996: 250)
Kriteria pengujiannya adalah:
1. Jika Fhit
Ftabel, maka Ho diterima pada taraf kesalahan
= 0,05. Artinya kedua kelompok mempunyai varians yang homogen.
2. Jika Fhit
Ftabel, maka Ho ditolak pada taraf kesalahan
= 0,05. Artinya kedua kelompok mempunyai varians yang tidak homogen.
Sampel yang berupa data berpasangan X dan Y diambil memenuhi
ketentuan-ketentuan misalnya bersifat acak dan ditentukan
berdasarkan ukuran sampel n minimum.
Setelah semua syarat dipenuhi maka sudah dapat dilanjutkan pada
pengujian dengan menggunakan statistik parametrik berupa analisis
regresi yaitu :
Menguji liniearitas regresi dengan langkah-langkah :
Menentukan
koefisien-koefisien regresi :
Ŷ = a + bX
Dengan :
a =
dan
b =
(Sudjana, 1989: 315)
Keterangan:
Ŷ = Y yang diprediksikan; Y = Variabel
respon
a = Bilangan konstan
b = Koefisien arah prediktor
X = Variabel prediktor
Menentukan JKres dengan rumus :
JKres = (Yi-
Ŷ)2
Menentukan
galat/kekeliruan, dengan rumus :
JK(E) =
(Sudjana, 1989: 331)
Menentukan
nilai tuna cocok, dengan rumus :
JK(TC) = JK(res)-JK(E)
Menentukan linearitas regresi dengan menggunakan
Uji F, dengan rumus :
F =
(Sudjana, 1989: 332)
Pengujian dilakukan pada taraf
= 0,05, kriteria pengujian; terima H0 jika Fhit<
F()(k-2)(n-k)
yang berarti terima model regresi linier Y atas X dan Tolak Ho atau
terima H1 jika Fhitung
F() (k-2)(n-k)
yang berarti tolak model regresi linier Y atas X.
Menguji signifikansi regresi dengan langkah-langkah :
* Menentukan JKreg dengan rumus:
JK(a) =
dan
JK(b/a) = b
(Sudjana, 1989: 332)
* Menguji signifikansi koefisien arah regresi menggunakan uji F,
dengan rumus :
Fhitung =
Pengujian dilakukan pada taraf
= 0,05, kriteria pengujian terima Ho jika Fhitung <
F()(1;n-2) yang
artinya koefisien arah regresi Y tidak signifikan atas X dan tolak Ho
atau terima H1 jika Fhitung
F ()(n-2) yang
artinya koefisien arah regresi Y signifikan atas X
Pengujian untuk setiap kelompok harga prediktor
(X) yang diberikan respon (Y) signifikan dalam pengertian linier
dengan rata-rata a + bX dengan varians S2yx
dengan langkah-langkah :
(1). Menentukan galat baku taksiran:
S2yx =
(Sudjana,
1989: 321)
(2) Menentukan kekeliruan baku koefisien regresi:
Sb =
(Sudjana,
1989: 321)
(3) Menguji signifikansi regresi Y atas X dalam pengertian linier:
t =
(Sudjana,
1989 : 325)
Pengujian dilakukan pada taraf taraf
= 0,05, kriteria pengujian terima Ho jika thitung <
t(1-)(n-1) yang
artinya regresi Y tidak signifikan atas X dalam pengertian linier
dan tolak Ho atau terima H1 jika thitung
t (1-)(n-1)
yang artinya regresi Y signifikan atas X dalam pengertian linier.
Pengujian signifikansi koefisien korelasi nilai
Mata Kuliah Struktur Hewan (X) dengan nilai Mata Kuliah Fisiologi
Hewan.
Menentukan adanya hubungan positif nilai Mata
Kuliah Struktur Hewan (X) dengan nilai Mata Kuliah Fisiologi Hewan
r = b
(Sudjana, 1989: 370)
2) Menentukan besar koefisien determinasi menggunakan rumus:
D = r2 (Sudjana, 1989: 370)
3) Menetukan derajat kontribusi variabel X terhadap variabel Y
menggunakan rumus:
D = r2 x 100%
4) Menguji signifikansi koefisien korelasi menggunakan rumus:
t =
(Sudjana,
1989: 380)
Pengujian dilakukan pada taraf taraf
= 0,05, kriteria pengujian terima Ho jika thitung <
t(1-)(n-2) yang
berarti tidak ada hubungan positif yang sinifikan antara X dengan Y
dan tolak Ho atau terima H1 jika thitung
t (1-)(n-2)
yang berarti ada hubungan positif yang signifikan antara X dengan Y.
16
Next
Tidak ada komentar:
Posting Komentar